Metode Isolasi Patogen Benih

Benih dikatakan sakit apabila telah mengalami perubahan fisik (warna, ukuran, bentuk, aroma) dan mengalami gangguan fisiologis di bagian dalam jaringan benih yang menyebabkan terganggunya fungsi benih sebagai bahan perbanyakan tanaman, yang disertai dengan menurunnya kualitas maupun kuantitas kecambah/ bibit yang dihasilkan. Kerugian yang ditimbulkan jika penanaman menggunakan benih sakit diantaranya adalah :

1. Menurunkan hasil panen

2. Menurunkan daya berkecambah benih

3. Mengakibatkan perubahan warna dan ukuran benih

4. Menjadi beracun bagi hewan dan manusia


Penyebab benih tersebut sakit adalah karena adanya infeksi dari patogen. Patogen tular benih adalah agen infeksi yang berasosiasi dengan benih yang mempunyai potensi untuk menyebabkan penyakit pada bibit atau tanaman. Macam-macam patogen yang menyerang benih diantaranya adalah :

1. Cendawan,

2. Bakteri,

3. Virus, dan

4. Nematoda

Kelima patogen diatas dapat menyebabkan benih menjadi sakit, untuk mengetahui adanya serangan patogen benih tersebut diantaranya adalah dengan melakukan uji kesehatan benih.

Salah satu cara memeriksa kesehatan benih yaitu dengan teknik isolasi patogen (jamur/bakteri) adalah kegiatan untuk menanam benih pada media yang telah ditentukan untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme patogenik yang terbawa oleh benih (seed born). Isolasi dianggap berhasil jika tumbuh miselium di atas benih, dan miselium tersebut berasal dari spora patogen yang terdapat dalam benih (terbawa benih).

Metode isolasi patogen benih

1. Metode yang bisa digunakan untuk isolasi patogen benih adalah metode inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan selama waktu tertentu pada kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan patogen (biasanya selama 5-7 hari, suhu 20±2 oC, kelembaban udara > 70%).

2. Metode inkubasi dibagi 2, yaitu:

a. Metode kertas

Pemeriksaan jamur dengan metode ini paling banyak digunakan karena mudah dilaksanakan dengan biaya yang relatif murah. Hampir semua jamur yang terbawa benih dapat diuji dengan metode ini

b. Metode agar

Pada dasarnya metode ini sama dengan metode kertas, hanya medianya yang berbeda, yaitu dengan menggunakan media agar steril yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). Dibanding metode kertas, metode ini memberikan kondisi yang lebih memadai untuk tumbuhnya spora jamur/bakteri, tetapi memakan waktu dan biaya yang lebih banyak.

Selengkapnya...

Pembuatan Media Agar PDA

Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu media atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan media sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada media yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).

Alat yang akan digunakan dalam suatu praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Memformulasikan suatu media atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat media untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan media agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC (Hadioetomo, 1993). Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri dalam media juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml media yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan media sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan media mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Media didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa media masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan media yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk mengentalkan media. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, media berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf media berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, media dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Pembuatan media Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5 g, peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan media Nutrien Agar, sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna media menjadi agak coklat. Pada pembuatan media NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2 (Dwidjoseputro, 1994). Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan media sama halnya dengan yang digunakan pada media PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a.  Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alatbejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o – 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
b.  Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).
c.  Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat 0,5 liter media PDA (Potato Dekstrosa Agar), adalah:
·         Kentang yang telah dikupas kulitnya 100 gr
·         Dekstrosa (gula pasir) 10 gr
·         Agar-agar putih  10 gr
·         Aquades 500 ml

Sedangkan untuk alat yang digunakan dalam pembuatan meida PDA (Potato Dekstrosa Agar), adalah :
- Autoclave
- Timbangan
- Pisau
- Beaker Glass
- Gelas Ukur
- Erlenmeyer
- Alumunium Foil
- Saringan
- Kapas
- Kompor



Langkah Kerja
  1. Kupas kentang, timbang seberat 100 gr kemudian dicuci bersih, baru dipotong kecil-kecil dengan ukuran kubus (dadu)
  2. Rebus akuades 100 ml, setelah mendidih, baru kentang direbus hingga empuk (direbus selama 15-10 menit  setelah air mendidih), kemudian saring air rebusan kentang! (perebusan akan mengakibatkan volume aquades berkurang). Air rebusan kentang dimasukkan ke dalam gelas ukur.
  3. Larutkan 10 gr dekstrosa dalam 100 ml akuades, lalu campurkan dengan air rebusan kentang, lalu tambahkan aquades hingga volumenya mencapai 0,5  liter!.
  4. Masak lagi larutan rebusan kentang diatas kompor, kemudian masukkan 10 gr agar-agar sedikit-sedikit sambil diaduk sampai larut, dan setelah mendidih diangkat (catatan : jangan memasukkan agar-agar setelah air mendidih karena agar-agar akan menggumpal)
  5. Saring kembali larutan tersebut dan tuangkan ke dalam erlenmeyer!.
  6. Tutup erlenmeyer dengan kapas dan alumunium foil!.
  7. Sterilkan media dalam erlenmeyer tersebut dengan menggunakan autoclave

Sterilisasi Dengan Autoclave
  1. Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas dan media PDA
  2. Sebelum disterilkan, alat-alat gelas harus dicuci bersih dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang menempel, lalu dibilas air bersih. Setelah dicuci kemudian dikering anginkan di bawah sinar matahari. Alat-alat gelas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi (contoh gelas pyrex) dapat disterilkan dengan autoclave. Alat-alat gelas semacam botol, tabung reaksi, dan pipet lubangnya perlu disumbat dengan kapas, sedangkan untuk cawan petri dibungkus dengan kertas.
  3. Sterilisasi dengan autoclave dilakukan pada suhu ± 121 oC tekanan 15 psi (1 atm)
  4. Autoclave harus ditutup rapat.  Setelah suhu dan tekanan naik hingga mencapai tekanan 15 psi, maka tekanan dipertahankan/distabilkan selama 30 menit dengan mengatur tombol pengatur suhu, atau mengatur klep (membuka klep jika tekanan melewati angka 15 psi)
  5. Selanjutnya autoclave bisa dibuka setelah suhu dan tekanan mencapai suhu dan tekanan awal (suhu 00C dan tekanan 0 psi)


Selengkapnya...

Fotosintetis


Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang komplek. Proses ini menggunakan energi dari cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis memerlukan Carbon dioksida (Co2) dan air (H2O) sebagai bahan kemudian menghasilkan karbohidrat dan melepaskan Oksigen (O2). Karbohidrat yang dibentuk adalah glukosa. Proses fotosintesa dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor seperti cahaya, klorofil, kadar CO2 dan air. 




Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:  
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.  
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.  
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. 
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.


Proses Fotosintesis:







Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
 

Untuk menunjukkan dan membuktikan proses dari kejadian fotosintesis maka akan dilakukan satu percobaan tentang fotosintesis menghasilkan karbohidarat, fotosintesis memerlukan cahaya dan klorofil.
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
 

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau.
 

Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. 
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
 

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.
 

Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
 

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.

Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).



Selengkapnya...

Perlakuan Benih Setelah Dipanen

1. Sortasi

Tujuan sortasi adalah untuk mengelompokan keseragaman benih dalam hal ukuran, bentuk, dan faktor mutu lainnya. Sortasi dilakukan dengan menggunakan alat mesin sortasi ASC (Air Screen Cleaner). Mesin ini memisahkan antara benih yang berukuran besar, sedang, kecil, benih hampa dan kotoran benih. Benih sedang akan dijadikan sebagai benih, sedangkan benih yang berukuran kecil, besar, benih hampa akan dijadikan sebagai pakan ternak, dan kotoran benih akan dibuang.  




2. Seed Coating
Seed coating yaitu benih yang telah terpilih diberi zat tertentu dan warna yang menarik. Tujuan pemberian zat tersebut adalah agar benih tersebut dapat terlidungi dari serangan hama dan penyakit tanaman (mengantisipasi dumping off), hal tersebutu telah dibuktikan  dari hasil percobaan dari benih hasil coating dan benih non coating. Benih hasil coating dapat tumbuh dengan baik tanpa gangguan serangan hama dan penyakit sedang benih yang non coating terhambat pertumbuhannya karena tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Kedua benih tersebut ditumbuhkan pada media yang mengandung jamur dan ditempatkan pada kondisi yang sama. Sedangkan tujuan dari pemberian warna agar benih tampak seragam dalam hal warna sehingga dapat menarik perhatian pembeli.

3. Cara pengujian daya kecambah
Pengujian dilakukan per 1000 benih, kemudian dihitung benih tersebut dihhitung berapa yang telah berkecambah dan yang belum. Benih yang belum berkecambah tetap ditumbuhkan sampai benih tersebut berkecambah. Ketentuan untuk benih tersebut lolos pada uji daya kecambah telah ada ketentuannya.
Setiap benih yang diuji memiliki cara yang berbeda untuk metode perkecambahannya dari benih yang berukuran kecil, benih yang berukuran, besar dan benih yang hanya berkecambah pada kondisi suhu yang rendah.

  • Untuk benih yang berukuran kecil metode pengujian dapat dilakukan dengan cara menebarkan benih pada kotak dengan media kertas. Untuk masa perkembangan benih benih tersebut ditempatkan pada suatu tempat yaitu germinator, adalah sebuah ruangan yang memiliki suhu kamar dan pencahayaan yang telah diatur. 
  • Untuk benih yang berukuran besar benih disusun pada sebuah kertas yang dibawahnya dialasi plastik. Benih yang telah tersusun diatas kertas kemudian kertas tersebut digulung. Untuk masa perkembangan benih benih tersebut ditempatkan pada suatu tempat yaitu germinator, adalah sebuah ruangan yang memiliki suhu kamar dan pencahayaan yang telah diatur.
  • Untuk benih yang membutuhkan suhu rendah (20-24) untuk perkecambahannya, benih tersebut ditempatkan didalam sebuah alat yaitu Climate Carbinet, alat tersebut dapat mengatur suhu dan cahaya yang diperlukan bagi perkecambahan benih. Benih yang membutuhkan suhu rendah untuk perkecambahannya diantaranya benih seledri, wortel, salad, dan benih sayuran lain.
4. Pengemasan/Packing
Setelah lulus uji laboratorium dan lapangan, benih siap dikemas atau packing. Tujuan packing adalah untuk melayani kebutuhan konsumen dalam kemasan benih tertentu (kuantitas) dan untuk mempertahankan mutu benih dalam jangka waktu tertentu (kualitas). Kemasan harus dapat melindungi benih dari hal – hal yang dapat menurunkan kualitas atau mutu benih, seperti air, udara dan sinar matahari. Bahan yang dapat melindungi benih dari hal tersebut adalah plastik dengan lapisan aluminium dan tertutup rapat (sealed) di setiap sisinya. Dengan kemasan tersebut rata – rata benih dapat bertahan diatas 1,5 tahun, tetapi demi keamanan dalam pelayanan konsumen, tanggal kadaluarsa yang dicantumkan adalah 1,5 tahun dari proses packing.



Selengkapnya...

Indikator Benih Bermutu

Benih bermutu harus melalui beberapa pengujian, baik dalam laboratorium maupun di lapangan. Pengujian mengacu pada International Seed Testing Assosiation (ISTA) Rules (Peraturan Asosiasi Pengujian Benih International) yang meliputi :

  1. Uji Daya Berkecambah (DB), uji yang dilakukan untuk mengetahui viabilitas benih ( kemampuan benih untuk tumbuh dilapangan). Standar minimal DB suatu benih agar dapat dijual dipasaran berbeda untuk setiap varitas, benih–benih hibrida minimal mempunyai DB 85%. Pertumbuhan ini akan dicapai setelah 6 sampai 12 hari setelah semai.
  2. Uji Hibriditas / Kemurnian Genetik, dilakukan untuk mengetahui keseragaman tanaman dilapangan, apakah sesuai dengan deskripsi yang bersangkutan
  3. Uji Keseragaman Fisik, dilakukan untuk mengetahui keseragaman benih secara fisik, yaitu keseragaman bentuk , warna, bersih dari kotoran dan benih lainnya.
  4. Uji Kadar Air, dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada benih. Kadar air benih ini mempengaruhi lama daya simpan benih. Kadar air benih yang aman berkisar antara 7% - 8%. Pada kadar air tersebut benih dapat tahan disimpan hingga 1,5 tahun pada kondisi benih terhindar dari panas dan cahaya matahari langsung.
  5. Uji Kesehatan Benih, uji untuk mengetahui dan memastikan benih yang dijual terbebas dari penyakit tertentu.


Selengkapnya...

Profil Teknologi Benih


Teknologi benih atau sering disingkat tekben merupakan sebuah bidang konsentrasi di Politeknik Negeri Jember program diploma 4. Di Politeknik ini terdapat dua angkatan dalam bidang konsentrasi Teknologi benih. Kami merupakan angkatan kedua dan hanya berbeda satu semester dengan angkatan pertama bidang teknologi benih.

Sebelum berada di Politeknik Negeri Jember kami berkuliah di PPPPTK Pertanian Cianjur Jawa Barat. Jadi, semacam joint program antara PPPPTK Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember. Angkatan kedua teknologi benih terbentuk pada tanggal 17 September 2007, atau pada saat itu merupakan pemilihan ketua kelas. Ketua kelas pertama yang memimpin teknologi benih mulai dari awal perkuliahan sampai sekitar 3 semester adalah Salani. Baru pada awal semester 4 terjadi perubahan kepemimpinan. Dari semester 4 sampai sekarang pemimpin kelas teknologi benih angkatan 2 adalah Salman Farisi.


Angkatan kedua teknologi benih mempunyai misi utama menggali sebanyak mungkin ilmu perbenihan tanaman serta memajukan pertanian di bumi nusantara.
Pada saat ini terdapat 27 mahasiswa teknologi benih angkatan dua. Mahasiswa tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia diantaranya: 9 orang berasal dari Cianjur -Jawa Barat, 7 orang berasal dari Kalimantan Timur, 3 orang berasal dari Indramayu -Jawa Barat, 3 orang berasal dari Sukabumi -Jawa Barat, dan sisanya berasal dari Gorontalo, Lombok Timur, Bandung, serta Tapanuli Utara.
Saat ini mahasiswa teknologi benih angkatan dua sedang menginjak semester 6. Mata kuliah pada semester ini cukup banyak terdiri dari komputer 2, bahasa inggris 2, manajemen keuangan, manajemen produksi, rancangan percobaan, dasar-dasar genetik dan pemuliaan tanaman, ilmu kealaman dasar, ilmu sosial serta budaya dasar. Kegiatan perkuliahan biasanya diawali dengan pemberian teori kemudian melakukan praktikum.
Prestasi anak tekben diantaranya telah melakuka praktik kerja lapangan (PKL) sehingga sudah memiliki sebuah karya tulis masing-masing. Beberapa anak diantaranya memiliki IPK diatas 3,9 diantaranya yang paling tertinggi ditempati oleh Anggraini Nabila V, Satia Nurcahyani, dan Cana Nuranisa. Prestasi lain seperti olahraga di bidang sepakbola, catur, melukis, telah mendapat juara di tingkat kampus.
Harapannya semua mahasiswa teknologi benih dapat menyelesaikan kuliah program diploma 4 ini dengan baik dan nilai yang memuaskan. Tetap semangat and never say give up!


Selengkapnya...

Efek Pemanasan Global Awal Kehancuran
Klik Download


Dapatkah Mahluk Hidup Yg Ada di Bumi Bertahan Hidup Jika Tdk Ada Lapisan Atmosfer
Klik Download


Manfaat Klasifikasi Iklim Bagi Pertanian
Klik Download


Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian
Klik Download


Pengaruh Iklim Terhadap Sektor Pertanian
Klik Download


Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian
Klik Download


Peralatan Pengambilan Contoh Benih 
Klik Download


Peranan Atmosfer Bagi Bumi
Klik Download


Tak Selamanya Awan Mendung Menjadi Hujan 
Klik Download


Stasiun Klimatologi 
Klik Download


Analisis Mutu Benih
Klik Download

Peristiwa Yg Terjadi Dalam Atmosfer Yg Dianggap Penting Bg Sumber Kehidupan
Klik Download

Produksi Benih Padi Varietas Ciherang
Klik Download

Potensi Pengembangan Produksi Beras Nasional Melalui System Rice Intensification (SRI) Dalam Rangka Mengurangi Kerusakan Lahan dan Lingkungan
Klik Download

Selengkapnya...