Kemurnian Benih

Senin, 17 Agustus 2009

Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis kemurnian. 

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :

a) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
Ø Benih masak utuh
Ø Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
Ø Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
Ø Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud
Ø Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b) Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
c) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
Ø Benih dan bagian benih
@ Benih tanpa kulit benih
@ Benih yang terlihat bukan benih sejati
@ Bijihampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal
@ Cangkang benih
@ Kulit benih
Ø Bahan lain
@ Sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
a) Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
b) Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.

Skema pengujian analisis kemurnian benih




Dari skema diatas dapat diketuhi bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali, tetapi jika secara duplo maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 kali setengah berat contoh kerja.
Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan penampakan morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen tersebut. Hasil dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor kehilangan.
Faktor kehilangan =
Ket. ck = contoh kerja
k1 = benih murni
k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih
Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 5%, jika terdapat kehilangan berat > 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan ≤ 5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut.
% benih murni =
% benih lain =
% kotoran =
Ket. k1 = benih murni
k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan penulisan hasil analisis. Adapun ketentuan dalam penulisan hasil analisis kemurnian, yaitu:
a) Hasil analisis ditulis dalam presentase dengan 1 desimal, jumlah presentase berat dari semua komponen harus 100%.
b) Komponen yang beratnya 0,05% ditulis 0,0% dan diberi keterangan trace. Bagi komponen yang hasilnya nihil, hendaknya ditulis presentase beratnya dengan 0,00%, sehingga tidak terdapat kolom yang kosong.
c) Bila komponen tidak 100%, maka tambahkan atau kurangi pada komponen yang nialinya terbesar.
d) Nama ilmiah dari benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih harus dicantumkan.
Contoh tabel hasil perhitungan kemurnian fisik benih

7 komentar:

Anonim mengatakan...

sebuah artikel bagus untuk menambah pengetahuan tentang perbenihan,dan semoga ksuksesan menyertai anda.

hesti mengatakan...

trimakasih sekali postingnya bs u/ menambah bahan ajar utkku. sukses ya.

biji tanaman hias mengatakan...

mau nanya neh,
perhitungan benih diatas th berdasarkan apa ?
trs bedanya dengan benih2 yang lain apa ?

yulin mengatakan...

sebuah artikel sangat berguna bagi masyarakat terutama para pelajar maupun mahasiswa,,semoga artikel ini berguna....sukses selalu,,..

Anonim mengatakan...

nice post...
thank's

Unknown mengatakan...

it's good..lengkap beserta rumusnya
asekkk

Unknown mengatakan...

Untuk Biji Tanaman Hias.
Semua perhitungan di atas untuk menghitung kemurnian benih yang sesuai dengan contoh pengirim. misalnya:
saya pengirim meminta untuk memurnikan benih yang akan ditanam, agar tidak terkontaminasi oelh Varietas lain. karena sesuai dg BPSB jiga 0,5% saja benih itu terkontaminasi, maka gugurlah sertifikasi benih tersebut, dan harus mengulang dari awal.

Itu gak ada perbedaan benih. tapi harus merujuk kepadasang pengirim tadi. benih yang mau di murnikan itu yang mana. Misal:
Benih yang akan dimurnikan adalah bayam. maka benih seperti selada, sawi, bawang merah. itu harus di pisahkan. atau bahkan benih bayam dengan varietas lain. misal :
Bayam Hijau (Amaranthus brassica) dan didalamnya ada pula Bayam Merah (Amaranthus Tricolor).

Semoga Bermanfaat.

Posting Komentar